Jangan Sibuk Mencari Tulang Rusuk Sebelah Kiri, Sedangkan Surga di Telapak Kakipun Tak Mampu Kau Jaga

Oleh: Wahyu E.S

Jagalah Ibumu Selagi Masih Ada



Ibu adalah laksana cahaya yang berkilau, walaupun tertutup akan adanya kegelapan ia tetap akan memancarkan cahaya sendiri. Ibu pasti selalu memikirkan anaknya di setiap detik dalam langkahnya. Ibu adalah malaikat tanpa sayap yang selalu menjaga serta membimbing kita hingga dewasa tanpa mengeluh. Jangan sampai  ketika sudah dewasa kita melupakannya. Lebih penting mencari pasangan ataupun lebih mengutamakan pasangan kita ketika sudah berkeluarga.

Kita pasti tidak dapat melupakan pengorbanan seorang Ibu yang ketika itu mengandung kita selama 9 bulan di perutnya. Alangkah berat, susah bergerak, akan tetapi ia akan selalu menjaganya sampai menjelang kelahiranmu. Apakah engkau tega membentak kemauannya, sedangkan ia memberikan segala keinginanmu sebelum kau memintanya. Betapa pentingnya kehadiran Ibu dalam kehidupan kita, maka dari itu jagalah Ibumu selagi dia masih hidup.

Tidak pernah memikirkan dirinya sendiri, tidak pernah menghiraukan kepentingannya sendiri, seorang Ibu selalu berjuang untuk anak-anaknya. Ketika orang lain bisa duduk dan tidur dengan tenang, seorang Ibu justru mendedikasikan dirinya untuk anak-anaknya. Dengan segenap hati seorang Ibu mengurus anak-anaknya, dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang besar seorang Ibu memberikan dan memenuhi semua kebutuhan dan keinginan anak-anaknya.

Bagi saya pahlawan di hidup saya adalah orang yang mampu mengajarkan saya banyak hal, membuat hidup saya lebih berguna dan membekali saya dengan ilmu kehidupan untuk menjalankan episode baru dalam hidup saya, iyaa,! sosok itu adalah Ibu.
Saya tinggal di keluarga yang kurang mampu semenjak saya kecil. Bapak saya sudah tua, selisih dengan Ibuku kurang lebih 15 sampai 20 tahunan. Bapak saya hanya seorang pekerja kuli bangunan yang tenaganya  tak sekuat para pekerja lainnya, itupun sudah sangat dsyukuri oleh Ibu saya karena masih ada yang mau mengajak beliau bekerja di proyeknya. Singkat cerita, bagaimana perasaan saya saat itu menjalani masa kecil dulu? Yang saya ingat hanyalah perjuangan yang luar biasa kedua orang tua saya terutama perjuangan seorang Ibu.

Beliau dari saya masih kecil sudah membantu meringankan beban ekonomi keluarga. Bayangkan ketika bapak kadang sering tak dapat kerja, atapun pas ketika sakit karena memang sudah tua. Ibu berkerja sendiri demi mempertahankan keluarga saya yang saat itu benar-benar dalam keadaan ekonomi yang sangat minim sekali. Apalagi dirumah itu juga ada kakek dan nenek saya yang sudah tua dan tak bisa beraktivitas lebih. Ibu berjuang keras bekerja tak hanya menghidupi saya saja, tapi juga kakek dan nenek saya yang sudah mulai pikun.


Setiap hari Ibu bangun paling pagi sebelum adzan subuh berkumandang, beliau memasak untuk keluarga dan kakek nenek saya. Setelah itu berangkat kerja disawah, atau pun kadang di perkebunan tebu. Daerah saya memang lumayan banyak petaninya yang mengontrakkan sawahnya pada pihak perusahaan tebu untuk ditananmi tebu. Bisa dikatakan pekerjaan beliau serabutan (pekerjaan apa saja yang ada di sawah) yang ada beliau kerjakan. Kakek saya juga mempunyai sawah tapi tidak terlalu luas, itupun masih kurang untuk kebutuhan keluarga saya setiap harinya.

BACA JUGA: Jangan Takut dan Ragu Menikah di Usia Muda

Dulu ketika saya sekolah, jarang sekali Ibu bisa jadi wali murid ketika sekolah sedang ada acara seperti pengambilan rapot ataupun acara sekolah lainnya. Sering kali bapak saya yang selalu hadir sebagai wali murid. Karena bapak waktu itu jarang bekerja, bukan karena tidak mau bekerja tapi beliau bekerja tidak pada semua orang selalu diikuti. Beliau sadar karena tenaga dan usianya sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Sosok Ibu lah yang berjuang mencari nafkah sekaligus menjadi seorang Ibu rumah tangga.



Saya dari kecil tidak pernah sama sekali mendapatkan juara kelas ataupun ranking. Karena efek dari kehidupan yang berat itu saya jadi ikut mikir, memikirkan keluarga dan nasib kedua orang tua saya. Pelajaran sekolah pun tidak bisa fokus. Setiap hari bisa berangkat sekolah pun itu sudah sangat saya syukuri. Walaupun terkadang harus memikirkan bagaimana untuk membaya SPP bulan depan. Saya bersyukur  sekali kala itu saya tak pernah tidak naik kelas dan berhenti sekolah. Dibalik semua itu ada perjuangan seorang  Ibu saya yang tidak pernah menyerah dalam hidupnya meskipun dengan keadaan ekonomi yang serba susah.

Ibu tidak pernah mengajari saya bagaimana menjalani kehidupan kelak  ketika sudah dewasa, bagaimana kelak bersosial dengan saudara.  Tetapi beliau memberi langsung realita perjalanan hidup yang luar biasa. Bahkan saya membayangkan tak akan mampu menjalani hidup yang dialami Ibu saya. Membuat jalan pikiranku secara tidak sengaja paham akan bagaimana menjalani realita kehidupan yang sesungguhnya.



Dulu ketika saya sudah bekerja, dan saat itu merantau ingin sekali punya pasangan. Saya berfikir ketika saya sudah punya penghasilan yang tetap bakal ada seorang wanita yang suka . Akan tetapi justru saat itu tak satu pun yang bisa aku dapatkan untuk menjadi pendamping hidupku. Berulang kali saya mencoba mendekati wanita dengan pedenya saya sudah bekerja dan berpenghasilan dan semua itu sia-sia tak mendapatkan hasil yang saya harapkan.

BACA JUGA: Berbagai Manfaat Mengkonsumsi Bawang Putih Mentah Maupun Dalam Bentuk Suplemen

Suatu malam saya duduk termenung di atas loteng kontrakan yang saya tinggali. Saya berfikir kenapa saya begitu bodoh, dengan keadaan orang tua di rumah yang hidup pas-pas an dengan beberapa hasil kerja saya yang saya  kirimkan tiap bulan belum cukup membantu sepenuhnya keluarga saya, dan ketika itu adik perempuan saya yang  masih sekolah duduk di bangku SMP. Saya malah sIbuk dan bangga mencari pasangan yang belum tentu bisa menerima saya dan keluarga saya apa adanya.


Perlahan saya melepaskan impian saya untuk mencari pasangan terlebih dahulu sebelum saya bisa membahagiakan kedua orang tua terutama Ibu, dan adik perempuanku. Saya benar-benar fokus pada keluarga dirumah, bagaimana kedua orang tua saya bisa hidup layak dan adik saya bisa fokus pada sekolahnya dan tidak memikirkan bagaimana bulan depan bayar SPP seperti yang saya alami dulu.

Selang beberapa tahun kemudian yang namanya jodoh, pasangan itu datang sendiri tanpa sengaja saya harus meminta untuk bisa menerima apa adanya saya dan keluarga.  Tuhan memang berkehendak lain, dan diluar batas naluri manusia. Setelah itu saya bisa mengambil hikmah dari perjalanan kehidupan saya. Jangan sIbuk untuk mencari pasangan ataupun pendamping hidup, sedangkan surga di telapak kaki Ibu tak mampu kau bahagiakan dan kau jaga.



Sampai saat ini meski saya sudah berkeluarga saya merasa belum sepenuhnya bisa membahagiakan Ibu saya. Meskipun kehidupannya sudah lebih baik tetapi beliau tidak mau beristirahat  dan masih bekerja di sawah, sedangkan bapak saya sudah lama tidak braktivitas bekerja karena beliau memang sudah tua. Hanya di rumah dan membantu pekerjaan di rumah dengan  sekuat tenaganya. Sungguh luar biasa perjuangan kedua orang tua saya terutama sosok seorang Ibu. Sampai saat ini beliau masih berjuangkan meskipun tak seberat dulu.

Saya berharap kelak suatu saat ketika sudah tidak merantau lagi, saya dan keluarga kecil  saya ingin tinggal dengan orang tua. Meskipun beda rumah tetapi tidak jauh dan masih tetap dekat  dengan kedua orang tua. Ibu, maafkan anakmu ini yang belum sepenuhnya bisa membahagiakanmu. Semoga engkau selalu diberi kesehatan, rezeki, dan umur panjang! Amiinn....!




BACA JUGA: Setelah Menikah Lebih Baik Tinggallah Terpisah dari Orang Tua


Jangan Sibuk Mencari Tulang Rusuk Sebelah Kiri, Sedangkan Surga di Telapak Kakipun Tak Mampu Kau Jaga Jangan Sibuk Mencari Tulang Rusuk Sebelah Kiri, Sedangkan Surga di Telapak Kakipun Tak Mampu Kau Jaga Reviewed by wawawahyu on February 18, 2020 Rating: 5

1 comment:

  1. In this fashion my associate Wesley Virgin's biography starts in this shocking and controversial VIDEO.

    Wesley was in the army-and shortly after leaving-he unveiled hidden, "SELF MIND CONTROL" secrets that the CIA and others used to obtain whatever they want.

    As it turns out, these are the same SECRETS tons of famous people (especially those who "became famous out of nowhere") and the greatest business people used to become rich and successful.

    You probably know how you use less than 10% of your brain.

    That's really because most of your BRAINPOWER is UNCONSCIOUS.

    Maybe that conversation has even occurred INSIDE your own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head about 7 years ago, while riding an unlicensed, garbage bucket of a car without a driver's license and with $3 on his debit card.

    "I'm absolutely fed up with living check to check! Why can't I become successful?"

    You've been a part of those those conversations, ain't it so?

    Your success story is waiting to start. All you have to do is in YOURSELF.

    Take Action Now!

    ReplyDelete

Powered by Blogger.